Estimasi waktu membaca: 5 menit
Menjadi Ibu Jagoan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Meski terlihat sederhana, membesarkan anak nyatanya sebuah pengalaman dengan penuh kompleksitas. Tak sekedar memandikan atau memberikan mereka asupan bergizi, kita sebagai ibu juga dibutuhkan sebagai tempat berlindung yang aman untuk mereka.
Sebuah rumah yang dengan hangat menyambut maupun menenangkan mereka disaat emosi yang intens hadir, ataupun saat mereka mengalami kekecewaan. Namun, tak jarang bukannya menjadi tempat yang aman, kita ikut terseret oleh emosi yang mereka alami. Ikut marah ketika tantrum, gregetan saat rewel, ataupun ikut stress saat mereka stress dengan tugas sekolahnya.
Hal ini terkait erat dengan apa yang kita alami saat bertumbuh dahulu. Konsep menjadi “rumah” yang aman akan mudah dipahami jika dahulu sudah pernah kita kenali dan rasakan sebagai anak. Merasakan orang tua yang responsif dan tenang saat kita dihujani berbagai emosi sebagai anak. Sebaliknya, “rumah” yang tenang dan aman akan menjadi konsep yang asing dan membingungkan jika dahulu jarang kita lihat, apalagi rasakan.
Dengan begitu, tak jarang beberapa dari kita merasa bersalah karena selalu terjebak dalam pola yang sama. Yaitu terpicu oleh emosi anak, bersikap reaktif, lalu menyadari reaksinya, dan di ujung merasa bersalah karena tak dapat merespons anak dengan lebih tenang. Rasa bersalah ini pun mungkin kian membesar karena pola yang terus berulang. Terlebih banyaknya bacaan atau edukasi yang mengajarkan bagaimana baiknya merespons emosi anak. Jika hal ini terjadi, tak perlu berlarut dalam rasa bersalah yah Bu.
Langkah awal untuk keluar dari pola ini adalah dengan menyadari bahwa ada hal di dalam diri yang tanpa sadar membentuk hal ini. Terlepas dari kondisi yang terjadi, kita dapat mulai bertanya apa emosi yang spontan hadir saat kita merasa terpicu? Perlahan tuliskan semua emosi yang dapat kita kenali, dan apa yang tubuh ini rasakan saat itu.
Sebagai contoh, kita dapat menuliskan apa yang kita rasakan saat anak menangis kencang. Saat itu, mungkin emosi yang spontan hadir adalah marah, panik, dengan sensasi panas pada seluruh bagian tubuh dan sesak di bagian dada.
Membenahi dan fokus pada diri merupakan salah satu cara untuk membangun relasi yang lebih baik dengan diri, pasangan, anak, maupun sekitar. Jadi, tak perlu ragu untuk melihat apa yang masih tersimpan selama ini dan tanpa sadar memberikan dampak pada kehidupan kita. Hal ini juga membantu kita mengenali apa saja kebutuhan kita yang belum terpenuhi.
Jika sudah mulai mengenali diri dan mengetahui apa yang kita butuhkan, mulailah membangun support system yang dapat mendukung pertumbuhan jiwa kita. Support system adalah sekumpulan beberapa orang yang memberikan dukungan penuh pada diri kita. Apa bentuk dukungannya tentu tergantung pada peran pihak tersebut maupun kebutuhan kita.
Support system tidak melulu harus dari keluarga ataupun kerabat terdekat. Selama Ibu bisa merasa nyaman dengan dukungannya, sosok tersebut bisa menjadi support system Ibu.
Berikut beberapa pihak yang dapat menjadi bagian dalam support system kita:
Ceritakan apa yang sesungguhnya kita rasakan saat terpicu dan tergulung oleh badai emosi. Seringkali pasangan tidak mengetahui pergulatan dalam diri sang istri karena kita tak pernah mengungkapkannya dan terlihat baik-baik saja. Jika mau, sampaikan emosi apa saja yang hadir saat kita terpicu dan bentuk bantuan seperti apa yang kita butuhkan.
Contoh, jika tidak sabar saat anak menangis, minta pada pasangan untuk mengambil alih sejenak. Kita dapat menepi dan menenangkan diri, sebelum akhirnya kembali berkomunikasi dengan anak dalam keadaan yang sudah lebih tenang.
Atau, meminta bantuan untuk diingatkan jika kita sudah mulai terlihat lelah dan perlu mengambil waktu untuk beristirahat sebentar. Hal ini tak hanya membantu kita disaat sulit, namun dapat meningkatkan kerja sama sebagai pasangan. Bersama, kita dapat saling mengerti dan melengkapi peran masing-masing sebagai orang tua.
Kehadiran teman atau sahabat tentunya juga dapat menjadi support system yang efektif. Mungkin Ibu bisa meminta kehadiran teman atau sahabat untuk mengisi hal-hal dibawah ini:
Saat ibu sedang membutuhkan dukungan, teman atau sahabat Ibu dapat menjadi pendengar yang baik dan memberikan dukungan emosional bagi Ibu dikala merasa stres atau lelah.
Ibu dapat meminta saran dari teman atau sahabat untuk membantu Ibu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Jangan lupa untu menayakan kapasitas teman ibu terlebih dahulu ya, apakah sedang dalam keadaan dapat memberikan saran atau tidak.
Hayok jujur Bu, seberapa banyak sebenarnya ibu butuh bantuan praktis? Yup! Butuh banget tentunya. Lewat bantuan praktis seperti hands on dalam menemani anak-anak bermain tentunya dapat memberikan jeda waktu untuk diri sendiri. Pastikan ibu minta bantuan praktis pada bestie, dan jangan lupa bergantian yah!
Dukungan dan motivasi dari teman atau sahabat tentunya sangat bermanfaat lho bu! Apalagi untuk membakar semangat Ibu untuk mencapai tujuan keuangan atau karir kedepannya. Jangan lupa untuk selalu berterima kasih pada bestie yang selalu bisa membakar motivasi ibu yah!
Pergi ke tenaga profesional seringkali membantu kita melihat permasalahan dengan lebih jernih. Tenaga profesional biasanya mampu membantu kita untuk mengenali akar permasalahan dari apa yang sedang kita lalui.
Mungkin saja apa yang kita alami sekarang adalah sebuah tumpukan dari berbagi luka batin yang tak pernah usai diproses sehingga berdampak pada kehidupan saat ini. Terapis dapat membantu kita mengurai benang yang kusut di kepala satu persatu sehingga semua lebih terlihat lebih jelas.
Ceritakan dengan jujur apa yang sedang kita alami, dan sampaikan apa tujuan kita bertemu dengannya. Bisa untuk merasa lebih tenang saat menghadapi masalah, menyembuhkan luka batin masa lalu, atau mengetahui apa langkah ke depan yang dapat kita ambil.
Pilihlah terapis yang memang dirasa nyaman dan menggunakan metode yang cocok dengan kita. Tak apa jika di awal kita perlu mencoba beberapa untuk menemukan metode dan terapis yang paling tepat dan nyaman. Tidak ada metode yang paling bagus, yang ada adalah metode yang paling cocok dengan kondisi kita saat ini; jiwa, mental, tubuh, waktu, dan dana. Pertimbangkan beberapa hal ini saat memilih terapis dan tentunya dengarkan kata hati.
Temukanlah komunitas yang cocok dengan tujuan kita. Beberapa orang yang saling mendukung dan bersama menuju niat yang sejalan memberikan energi untuk menjalani yang sedang kita lalui. Komunitas yang tepat dapat memperluas wawasan, sudut pandang, dan memberikan berbagai informasi yang kita butuhkan.
Misalnya Ibu sedang mengalami masalah finansial dan ingin mengetahui bagaimana cara melakukan financial planning yang baik. Melalui komunitas yang tepat, Ibu akan mendapatkan cara financial planning yang lebih baik. Bisa dengan metode budget planning seperti yang disampaikan ibu Ranai di sini, atau mungkin dengan menggunakan aplikasi Jago untuk mengatur keuangan Ibu.
Jika memiliki pertanyaan, sampaikanlah hal yang ingin kita cari tahu. Lebih baik tidak menyalahkan siapapun (termasuk diri kita sendiri) saat menceritakan kondisi kita. Bisa jadi solusi dari permasalahan yang dihadapi ditemukan melalui berbagai cerita dan masukan dari sesama teman komunitas.
Menemukan teman seperjuangan tentu membantu kesehatan mental karena akhirnya kita tidak lagi merasa terisolasi. Mungkin sekitar kita belum paham betul dengan apa yang kita rasakan, namun teman sesama komunitas idealnya bisa memahami yang kita alami sehingga kita tidak lagi merasa sendirian.
Membentuk support system membantu kita untuk bertumbuh menjadi jiwa yang lebih kuat dan bahagia. Dengan menemukan dukungan yang tepat, membenahi dan memproses diri justru bisa jadi perjalanan yang menyenangkan. Tentu, tak mungkin mulus dan tetap ada naik turun. Namun tetap menghantarkan kita menjadi pribadi yang lebih baik; Ibu yang makin jago!
Meski begitu, tentu bukan hal sederhana untuk menemukan teman komunitas dan support system yang pas dan nyaman. Jika hati Ibu Jagoan tergerak untuk mencari teman seperjuangan, dapat bergabung dengan komunitas Ibu Makin Jago melalui telegram. Jangan lupa juga untuk mencari berbagai inspirasi menjadi Ibu Jagoan dengan follow instagram @ibumakinjago.
Terus berproses dan jangan patah semangat ya, Ibu Jagoan! Semua yang hadir dalam hidup adalah pembelajaran agar jiwa kita terus bertumbuh.
Penulis: Ibu Aleima Sharuna (Komunitas Asuh Diri)