Estimasi membaca: 6 menit
Ibu ingin memulai berkarir kembali setelah berhenti kerja? Atau, mungkin ibu sedang galau dengan career gap yang menghantui kepercayaan diri untuk melamar pekerjaan kembali? Yuk, kita hempas yang negatif, biar gak ada ruang untuk overthinking. Karena kali ini, Ibu Makin Jago bakal share tips comeback berkarir untuk ibu ala Ibu Dea Aurora.
Bagi ibu yang sudah hiatus berkarir cukup lama terkadang ada rasa rindu dan keinginan untuk kembali bekerja. Ada rasa kangen diskusi kerjaan dengan rekan sejawat, merasakan hecticnya deadline pekerjaan, atau sekedar pengen dapet transferan selain dari suami alias punya gaji sendiri. Eh, tapi kenyataannya saat ini ibu malah sibuk ngobrol sama anak 5 tahun sambil bersih-bersih seisi rumah.
Terkadang saat kita berada di titik jenuh kita dalam peran sebagai ibu, hal tersebut membuat hari-hari kita menjadi menjengkelkan. Walaupun ujung-ujungnya akan kembali tersenyum sih saat melihat tingkah si kecil yang menggemaskan.
Namun, apabila ibu memang merasa ada yang belum lengkap dalam menjalani hari, atau mungkin seperti ada “kebutuhan yang hilang” untuk produktif kembali, mungkin ibu bisa menelisik keinginan ibu dan mempertimbangkan untuk comeback berkarir. Siapa tahu nih, ibu bisa mengisi kembali “kebutuhan yang hilang” tersebut dan menambah kebahagiaan dalam menjalani peran sebagai ibu.
Seperti Ibu Dea Aurora yang sudah career break selama 5 tahun, akhirnya mencari “kebutuhan yang hilang” tersebut dengan kembali berkarir. Singkat cerita, Ibu Dea memulai karirnya kembali di salah satu tech company di Kuala Lumpur, Malaysia. Ibu Dea Aurora juga saat ini masih aktif di platform buatannya yaitu Sadar Ibu yang fokus untuk menjadi support system bagi para perempuan dari sisi kesehatan mental.
Selama career break, Ibu Dea fokus untuk mengurus keluarga dan saat itu memang tidak terpikirkan untuk kembali bekerja. Namun, saat Ibu Dea menelusuri lebih dalam lagi, ternyata ia mempunyai keinginan yang kompleks sebagai individu. Kebutuhan yang bukan hanya untuk keluarga, namun juga menjadi individu yang produktif. Selanjutnya, Ibu Dea meminta izin dari suami untuk kembali bekerja dan akhirnya memulai perjalanannya untuk comeback berkarir.
Nah pastinya ibu-ibu penasaran kan apa aja sih yang Ibu Dea Aurora lakukan untuk comeback berkarir? Yuk simak 8 tips comeback berkarir untuk ibu versi Ibu Dea Aurora, ditambah beberapa saran praktis dari pakar pengembangan karir sekaligus founder Upgrade Karir yaitu Mas Gia Andhika.
Cek tipsnya di bawah ini, bu!
Jujur pada sendiri terkadang menjadi hal yang sulit. Tapi, dengan kejujuran, tentunya kita akan mendapat jawaban yang saat ini kita butuhkan loh, bu. Bagi Ibu Dea, hal ini merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam perjalanan kembali berkarir.
Menurut Ibu Dea, kembali bekerja merupakan kebutuhan, bukan hanya sekedar karena tekanan sosial atau hal eksternal lainnya. Dengan mengetahui kebutuhannya, hal tersebut mengantarkan Ibu Dea untuk mulai berani melawan stigma ibu dengan “career gap”, menggali lagi pekerjaan yang sesuai dengan kondisinya, dan menentukan langkah berikutnya.
Tentunya banyak ibu yang bingung saat ingin comeback, apalagi bagi ibu-ibu sebelumnya hanya berkutat di rumah saja. Untuk ibu rumah tangga yang ingin kembali bekerja, mungkin banyak timbul pertanyaan, “Apakah kondisi saya saat ini masih relevan untuk di hired? Apakah skill saya up to date dengan bidang pekerjaan saat ini?”
Stop overthinking di saat penting! Yang lebih penting adalah membuat action plan sebagai langkah bergerak dari keadaan saat ini.
Perbanyak sabar dalam proses pencarian kerja, dan yang utama adalah untuk tetap aktif mengikuti kelas dan pelatihan-pelatihan lepasan. Yang penting adalah upgrade diri ibu agar bisa tetap up to date dengan perkembangan industri saat ini.
Saran praktis:
Cara riset: apabila ibu ingin melamar pekerjaan di bidang digital marketing, ibu dapat mencari tahu dulu kriteria apa saja yang dibutuhkan bagi para kandidat melalui lowongan job portal. Dari sana, ibu bisa mengetahui skill apa yang masih relevan dan skill apa yang harus dikejar.
Bagaimana kondisi ibu saat ini juga penting untuk dijaga.
Apakah ibu memiliki satu atau dua anak?
Apakah ibu ingin bekerja onsite atau offsite?
Apakah ibu tidak masalah dengan pekerjaan yang membutuhkan jam produktifitas tinggi?
Untuk Ibu Dea sendiri ingin pekerjaan dengan tiga kriteria ini. Yang pertama ingin mendapatkan pekerjaan yang tidak mengganggu quality time dengan keluarga. Yang kedua, tidak ingin melakukan pekerjaan yang membuat lembur sampai malam atau mengharuskan masuk kerja saat weekend. Lalu yang terakhir, ingin bekerja dengan jam yang sesuai dengan waktu sekolah anak.
Walaupun terdengar impossible, tapi hal ini benar-benar mengantarkan bu Dea hingga ke posisinya saat ini loh, bu!
Dalam hal ini Ibu Dea memasang standar yang memang dia butuhkan. Tentunya sesuai dengan kondisi yang ada saat ini.. Seperti ingin tetap ada quality time, tidak ingin lembur, tidak ingin masuk weekend, dan sesuai dengan jam anak sekolah.
Namun dibalik itu, ada juga nih bu ekspektasi yang turunkan. Keinginan Ibu Dea tersebut bisa jadi benar-benar impossible kalau ditambah dengan meminta posisi dan gaji tinggi sesuai dengan usia dan pengalaman. Walaupun memiliki standar yang tidak bisa dinegosiasi namun tetap ada ekspektasi yang bu Dea turunkan bahkan hilangkan. Standarnya kembali lagi ke kebutuhan dan kondisi masing-masing ibu.
Saat ibu sudah siap kembali kerja, ibu bisa mencari bantuan dari orang lain (mungkin career consultant ataupun kenalan ibu yang mahir di bidangnya) untuk membantu Ibu menguraikan kembali profil Ibu ke dalam resume / CV sehingga resume tidak terasa hambar dan dapat mewakili pengalaman Ibu selama ini.
Saran praktis: ikutan kelas “Mempersiapkan Diri Ibu untuk Back to Work!” dengan Ibu Punya Mimpi.
Ibu sudah pasang standar, sudah crafting resume juga, nah yang terpenting saat ini adalah untuk konsisten apply pekerjaan via LinkedIn. Job portal sendiri ada banyak yah bu, antara lain Kalibrr, Glints, Jobstreet dan lainnya. Ibu bisa memilih sesuai yang ibu butuhkan!
Disini penting bagi ibu untuk teguh dari awal untuk apply lowongan pekerjaan yang ramah dengan peran sebagai Ibu. Untuk Ibu Dea sendiri berbagai cara pun dilakukan mulai dari titip resume ke teman hingga apply puluhan lowongan. Walaupun yang menghubungi untuk interview kembali hanya beberapa perusahaan, ada yang gagal, ada yang tidak lolos ke tahap selanjutnya, namun Ibu Dea tetap pantang menyerah!
Saran praktis:
Contoh: Ibu bisa menjelaskan peran dan hasil yang ibu lakukan seperti, “Saya adalah seorang graphic designer yang melakukan self employed. Saya sudah mengerjakan 20 project design utk PT. A dalam rangka campaign akhir tahun, dan design tersebut sudah dilihat oleh 1 juta orang.”
Di tahap inilah kesabaran di uji. Bagi Ibu Dea sendiri, tidak terasa sudah 1 tahun dijalani untuk mencari kerja namun belum ada hasil dan ada rasa ingin menyerah, merasa ini bukan jalannya saat ini. Tapi justru di titik pasrah itulah Ibu Dea menemukan postingan lowongan pekerjaan dari seorang HR di LinkedIn dan akhirnya memutuskan untuk apply. Hanya butuh proses 3 minggu hingga akhirnya masuk ke perusahaan tempat Ibu Dea bekerja sekarang.
Saran praktis:
Terkadang rasa menyerah datang karena diterpa oleh kegagalan interview silih berganti. Untuk meminimalisir kegagalan dalam interview, ibu harus menyiapkan amunisi agar lebih percaya diri dengan riset soal kerjaan sehingga tidak gagap saat interview. Ibu mulai bisa membiasakan diri berkomunikasi dengan senior atau junior, karena saat kerja tidak selalu individual yah bu. Jangan lupa rasa percaya diri datang dari diri sendiri, karena kalau persiapan ibu sudah matang biasanya akan cenderung lebih kuat.
Tips terakhir dari Ibu Dea untuk siapkan amunisi dan bala bantuan, antara lain bisa dengan daycare, asisten rumah tangga, keluarga atau pihak lainnya. Sesuaikan support system dengan kebutuhan dan kondisi ibu yah!
Tidak terasa hingga saat ini sudah 6 bulan Ibu Dea menjalani perannya sebagai working mom. Walaupun repot banget, tetapi Ibu Dea tetap bahagia nih menjalani hari. Karena menariknya, pekerjaan yang sekarang ini sesuai dengan doa dan standar yang sudah Ibu Dea tetapkan. Selain itu Ibu Dea juga juga menemukan sekolah untuk anaknya yang memiliki full day program sehingga bisa antar-jemput anak sesuai dengan jam kerjanya.
Ibu Dea merasa lega sekali karena sudah berani mengambil langkah ini. Untuk menjadi berani, Selangkah Lebih Jago dalam mengejar mimpi-nya.