Sering terjadi, begitu ada pengeluaran ga terduga, neraca keuangan langsung amburadul ketar ketir cari pinjaman atau kepaksa caplok budget yang lain? Padahal liat dari nominal income sih (harusnya) ga kurang-kurang amat. Nah itu bisa jadi tanda-tanda ada penyakit di financial habit ibu.
Di artikel ini, Bu Mina akan mengajak Ibupreneur buat cek ulang apakah kesehatan keuangan pribadi sudah fit atau belum. Langkah-langkah ini juga bisa loh Ibu terapkan buat cek kesehatan keuangan keluarga atau bisnis Ibu.
Yuk, siap-siap checklist yah Bu😊
Cara pertama yang paling mudah buat melihat apakah keuangan sehat sudah Ibu miliki atau belum, adalah dengan analisa keuangan, yaitu melihat pengeluaran dan pemasukan setiap bulan. Coba tantangan ini yuk Bu : Selama tiga bulan berturut-turut, catat semua pengeluaran ibu setiap bulannya. Lalu cek berapa persentasenya dari penghasilan ibu. Sebagai acuan, gambaran cash flow bulanan yang adalah sehat seperti ini :
(Sumber : @zapfinance)
Setelah mencatat cash flow bulanan selama 3 bulan, ibu bisa cek pengeluaran ibu dengan acuan diatas. Kenapa harus tiga bulan? Karena kita melihat trend rata-rata bulanannya. Bisa jadi ibu beli baju 2-3 bulan sekali tapi langsung sekalian yang mahal.
Dari perbandingan tersebut, ibu bisa menentukan apakah sudah masuk ke dalam zona aman keuangan sehat atau justru di kategori zona keuangan sekarat 🥲. Ibu jadi punya gambaran dimana kira-kira sumber kebocoran saldo yang membuat keuangan morat marit setiap bulannya. Hasil temuan ini bisa jadi dasar Ibu buat menyusun strategi mengatur keuangan pribadi / keluarga kedepannya.
Selain cash flow bulanan yang aman, salah satu ciri keuangan sehat adalah memiliki dana darurat. Dana darurat ini berperan sebagai safety net kalau kondisi keuangan tidak berjalan seperti yang direncanakan. Ibu mungkin saat ini punya penghasilan yang cukup buat membiayai kebutuhan bulanan, tapi apa Ibu yakin pemasukan Ibu akan stabil terus selamanya
Pandemi semakin mengajarkan kita pentingnya punya dana darurat, ya tiba-tiba anggaran kesehatan membengkak, atau bahkan bisnis dan pekerjaan terdampak berat akibat berbagai pembatasan.
Lalu, berapa sih besarnya dana darurat yang ideal? para perencana keuangan sebagian besar sepakat jumlah dana darurat sebesar minimal 12x pengeluaran rutin bulanan, termasuk cicilan hutang. Jadi misalnya dalam sebulan jumlah total kebutuhan dasar dan hutang mencapai 5 juta rupiah maka Ibu harus menyiapkan dana darurat sebesar 60 juta rupiah.
Porsi besaran dana darurat 12x ditentukan dengan pertimbangan jika terjadi keadaan darurat dimana Ibu atau pencari nafkah utama keluarga gak dapat pemasukan karena sesuatu hal (seperti kena PHK atau jatuh sakit), maka setidaknya masih bisa membiayai keperluan bulanan sambil mencari sumber pemasukan lain. Tapi jangan lupa ya Bu, jika kondisi sudah kembali pulih, segera isi ulang dana darurat yang sudah terpakai tersebut.
Kembali lagi pada acuan persentase cash flow sehat di atas, alokasi jumlah utang idealnya maksimal 30% dari penghasilan bulanan. Kemampuan Ibu membayar utang dari segi ketepatan waktu dan penggunaan alokasi menunjukkan sehat atau tidaknya kondisi keuangan pribadi / keluarga.
Buat hidup tenang tanpa dikejar cicilan memang butuh tekad keras. Pastikan kita bisa bayar utang sesuai tenggat waktu dan jumlah yang ditentukan, kalau tersendat? Nah, ini jadi salah satu red flag kalau keuangan Ibu kurang sehat. Hal yang sama juga berlaku jika Ibu bisa melunasi utang tapi alokasi lain terganggu. Misalnya bulan ini tagihan kartu kredit berhasil dilunasi, tapi buat kebutuhan makan sehari-hari jadi kurang, ujung-ujungnya jadi harus pinjam sana sini lagi buat memenuhi kebutuhan harian tersebut.
Mau dong Bu nanti masa jompo kita glamor, tetap bisa jalan-jalan, tenang tanpa khawatir membebani anak. Nah salah satu cara menuju impian ini adalah punya tabungan pensiun.
Punya tabungan hari tua juga menjadi salah satu indikator kalau Ibu punya tujuan jelas dalam perencanaan keuangan hingga jangka panjang. Masa pensiun itu pasti akan datang, dan jika dipersiapkan dengan baik maka Ibu dapat menikmati masa pensiun dengan tenang.
Sama halnya dengan dana darurat, asuransi berperan sebagai safety net dalam menghadapi kondisi tak terduga. Misalnya, dalam asuransi jiwa, proteksi diberikan kepada keluarga untuk membiayai kebutuhan hidup apabila pencari nafkah utama meninggal dunia. Asuransi kesehatan yang tepat juga bisa jadi proteksi keuangan supaya ga mengganggu kas bulanan ketika Ibu atau anggota keluarga jatuh sakit.
Nah, gimana Bu? sampai sini Ibu sudah bisa menilai kondisi keuangan Ibu belum? 😊 Kalau ternyata keuangan Ibu belum sehat, ada tips dari Bu Mina supaya ibu makin jago mengatur keuangan pribadi atau keluarga :
Yuk bu semangat berjuang biar Ibu makin jago mencapai financial freedom versi Ibu 😉 kalau bukan dari sekarang, kapan lagi? Kalau bukan Ibu, siapa lagi?
Makin jago atur keuangan keluarga Ibu dengan baca artikel ini
Keuangan yang sehat dimulai dari pencatatan dan alokasi yang baik gak sih, Bu? Download Bank Jago dan cobain fitur pocket-nya yuk!