Ibu jago masak, sabar ngajarin anak, telaten kelola rumah tangga, hobi maen taneman...
Kalau diterusin bisa panjang banget super power buibu nih, plus! apalagi jadi pengusaha harusnya Ibu makin jago muterin uang dan berinvestasi di bisnis sendiri.
Senangnya, sekarang makin banyak Ibu millenial yang melek investasi. Banyak informasi tentang memulai berinvestasi dengan aman, lengkap dengan ulasan ragam instrumennya, seperti; Disiplin menabung dan investasi di deposito, cryptocurrency, saham atau berinvestasi pada bisnis sendiri.
Tahu gak Bu? 2020 kemarin kita mencatat rekor pengajuan Nomor Induk Berusaha (NIB) loh, mencapai 1 juta pemohon. “Minat usaha mikro tetap mendominasi di kala pandemi dan tumbuh positif sejalan dengan upaya pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi COVID-19,” dikutip dari Kementerian Investasi.
Kalau kita lihat belakangan ini memang makin banyak bisnis ultra mikro yang muncul di sekitar kita. Mulai dari mainan anak, minuman boba, makanan sehat sampe berjamurnya brand kopi kekinian. Hmm, ini semuanya pasti kesukaan ibu deh!
Investasi bisnis sendiri bisa diartikan sebagai menanam modal pada bisnis yang kita garap sendiri. Dengan sumber modal bermacam-macam ya bu, bisa dari tabungan yang dikumpulkan selama bekerja, menyisihkan dari gaji per bulan, atau investasi dari keluarga tersayang loh bu.
Tapi sebelum memulai berinvestasi di bisnis sendiri kira-kira hal apa saja yang harus diperhatikan? Yuk, kita simak tips dibawah ini:
Bisnis baru banyak bermunculan, produk yang gak pernah dibayangkan sebelumnya sekarang bisa didapat. Banyak juga ibupreneur yang mulai melirik peluang membuat brand sendiri. Tertarik juga Bu berbisnis? untuk memulainya ibu bisa lakukan dengan cara melihat trend, apa yang saat ini dicari dan diinginkan oleh customer. Ibu bisa melakukan pengecekkan di marketplace dulu cek respon pasar dari jumlah produk terjual, juga bisa lihat trend dari Think With Google atau melakukan pencarian dengan melihat laporan Google Search.
Social listening juga bisa dilakukan, dengan cara "jalan-jalan" di social media lalu lihat apa yang netizen katakan tentang topic tertentu, misal cek komen atau thread dengan hashtag #dapurestetik #dekorrumah #menusehatanak dan lainnya yang relevan dengan bisnis yang ibu keceng.
Contohnya di saat pandemi ini banyak orang yang semakin mulai peduli nutrisi yang dikonsumsi supaya menambah kekebalan tubuh, kesehatan mental, dan lainnya. Hal ini mengarahkan perubahan tren makanan 2021 yang lebih sehat sesuai dengan laporan Google Search 2020 Indonesia. Belum lagi masalah lainnya seperti kelebihan berat badan, gak sempat mengolah makanan sehat, ataupun katering makanan khusus penyakit tertentu yang ternyata mahal. Coba, ada berapa peluang bisnis yang Ibu bisa pikirkan dari situasi ini?
Selalu ingat bu, bisnis yang menguntungkan adalah bisnis yang dapat memecahkan masalah akan kebutuhan orang lain. Jadi kita bisa memulai bisnis dengan bertanya, ”Kira-kira jasa / produk apa yang saya butuhkan saat ini dan belum ada? Masalah apa yang ingin saya atasi saat ini? Produk apa yang sekiranya dapat meringankan beban saya?” Mulai dari tiga pertanyaan itu, ibu bisa mulai merencanakan bisnis yang solutif.
Nah, ini sering bikin galau Ibupreneur. Mau beli franchise yang semuanya sudah lengkap, atau memulai bisnis dari nol? Belakangan franchise banyak bermunculan dan menawarkan investasi bisnis dengan BEP (Break Event Point) secepat kilat. Tetap kalem yah Bu, pastikan pemilik franchise udah punya banyak pengalaman sukses, dan ga terlalu bombastis target tumbuhnya, karena tetap menjaga kualitas.
Franchise biasanya sudah dipatok harganya, nah kalau investasi di bisnis sendiri, modalnya bisa disesuaikan sama kemampuan ibu. ”Tuh, sama-sama butuh modal besar dong?” Eits, bisnis sendiri bisa juga loh bu dimulai dengan modal minim. Hmm, gimana ya caranya?
Cek potensi pasar dulu buat calon bisnis Ibu, Ibu bisa melakukan survey dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai pendapat orang-orang seputar ide bisnis ibu, bisa gunakan Google Form supaya lebih mudah. Jangan lupa kasih promosi buat yang sudah mengisi survey ya bu. Wah, praktis banget kan bu!
Selanjutnya, sebelum memutuskan jualan dalam bentuk besar, coba tes pasar dulu liat responnya dengan produk-produk awal dari bisnis Ibu. Produksinya bisa pakai peralatan yang ada dan di rumah sendiri. Naikkan modal kalau memang produk Ibu sudah terbukti ada repeat order, minimal 20% sudah bagus Bu.
Kalau Ibu punya banyak ide tapi bingung mulai yang mana? Bikin daftarnya aja dulu bu, mana ide bisnis yang Ibu sukai. Dari situ Ibu cek mana yang lebih memungkinkan buat dimulai. Ide yang selalu muncul di pikiran ibu secara berulang, bisa saja merupakan ide bisnis yang ternyata memang ibu idam-idamkan.
“You can learn from anyone, even your enemy.” – Ovid.
Kutipan ini sangat tepat buat diaplikasikan di dunia bisnis dan mengganti kata “enemy” menjadi “competitor”. Dalam bisnis, tentunya akan selalu ada kompetitor.
Misalnya, kalau ibu memulai bisnis cemilan gluten free, banyak brand serupa lainnya yang sudah jalan. Sebagai pemula, ibu bisa belajar dari kompetitor mengenai strategi usaha seperti apa yang dijalani. Mulai dari jangkauan area usaha, produk yang ditawarkan, strategi promosi, target konsumen, harga produk dan sebagainya.
Aktivitas di atas itu termasuk competitor analysis, gunanya cari celah bisnis supaya bisnis Ibu punya USP (Unique Selling Point) yang bisa bikin brand Ibu stand out dalam persaingan. Karena USP bisa bikin calon konsumen memilih beli produk ibu dibanding produk kompetitor. Selanjutnya dengan USP dan pengalaman belanja yang menyenangkan, wah dijamin pelanggan jadi loyal deh.
Sesuaikan bisnis yang ingin ibu jalankan dengan besarnya modal usaha yang dimiliki. Pastikan modal awal cukup buat membayar dana operasional bisnis mulai dari membeli perlengkapan dan bahan baku, sewa area, gaji pegawai, biaya marketing dan sebagainya.
Modalnya jangan habis di awal yah bu, ada baiknya tersedia buat tiga hingga enam bulan kedepan. Karena awal mula bisnis masih membutuhkan pengenalan dahulu, istilahnya brand awareness, nah nanti pelan-pelan bisa mendapat konsumen tetap dan pemasukan lebih stabil.
Terkadang kita suka lupa buat pilah uang usaha dan rumah tangga. Ada juga yang keuangan usahanya masih campur sama keuangan rumah tangga. Jadi keuntungan usaha “gak kerasa”, karena dipakai buat pengeluaran rumah tangga yang gak tercatat. Misalnya beli snack buat si kecil, ngeteh cantik dengan teman-teman dan keperluan lainnya.
Wah blunder besar ini sih, pisahkan keuangan usaha pribadi dan keuangan rumah tangga ya Bu. Bisa manfaatkan kantong-kantong khusus buat pos yang berbeda supaya cash flow lebih aman. Ibu bisa membuat pos keuangan dengan Kantong Jago, supaya keuangan bisnis dan keuangan rumah tangga jadi lebih tertib. Mengatur keuangan jadi lebih mudah karena Kantong Jago punya lebih dari 20 kantong pengeluaran yang bisa dibuat! Wah setiap kategori pos, aman nih! Tinggal ngisinya yah Bu.
Sekarang Ibu makin Jago kan menimbang hal-hal apa saja sebelum mulai bisnis sendiri. Disiplin menabung dan investasi jadi kunci masa depan yang aman dan nyaman sampai hari tua. Biar Ibu makin Jago lagi nih, dari sejak awal memulai bisnis sendiri, cuss download dulu Bu aplikasi Bank Jago, cek sendiri deh gimana nyaman dan mudahnya mengatur keuangan bisnis dan atur keuangan rumah tangga pake aplikasi super ramah-Ibu ini.
Buat Ibu yang pengen lebih jago bisnis, yuk kita eksplor artikel yang ini
Biar langsung praktek, bisa download Aplikasi Bank Jago di sini
Hey, I hope you're doing well. I'm a representative from Copy.AI and I'm contacting businesses, creators, and teams to introduce them to the most powerful AI-driven content platforms out there. This AI-driven tool will greatly reduce the amount of time you spend and effort writing your content in a matter of seconds, that's right, SECONDS! Think of the time you'd have to focus on other vital tasks like networking, expanding your business, and enhancing growth. Copy.AI is an easy-to-use and intuitive tool that helps you generate content quickly and accurately. Think of a topic and the AI will generate content with just a press of a button. It can also be used to write many different types of copy, such as emails, blog articles, video scripts, social media ads, product descriptions, website content, captions and so much more. Even write in over 25+ different languages. It's designed with content writers in mind, so you can trust that it will provide you with top-notch content every time. Plus, the AI takes into account your target audience so that the content will be tailored to their needs. And guess what - The generated content is devoid of any plagiarism! How about that? These features and benefits are just the tip of the iceberg; there are so many more things you can do with it that it will simply blow you away. So if you're seeking a way to simplify and reduce the amount of time and energy invested without compromising on the quality of your content, give Copy.AI a spin. Thanks for your time and I hope you find Copy.AI a useful companion for your content-writing needs. Cheers, Robt P.S. This was created using Copy.AI. Find out for yourself, I'm confident you'll love it: https://bit.ly/copyaigiveitago
Robt LonerganJangan kelewatan artikel dan berita terbaru agar #Ibumakinjago ngatur cuan, jalanin bisnis, dan ngurus keluarga.