Halo Ibu!
Gak kerasa udah akhir tahun yah, semoga kita beralih tahun dengan keadaan sehat.
Pandemi semakin menyadarkan kita kalau banyak hal gak terduga yang muncul. Selesai varian Delta terus muncul ancaman Omnicorn, wah gak nyangka kan. Kalau gini kapan selesainya dong?
Kini memang kita harus hidup dengan realita baru, termasuk makin serius ngumpulin dana darurat. Hal penting yang harus kita miliki di tengah situasi penuh ketidakpastiaan kayak sekarang.
"Boro-boro dana darurat, tabungan biasa aja kadang kosong". Hmm.. jadi, disiplin nabung dana darurat atau amanin dulu tabungan biasa?
Sebagai Ibu rumah tangga yang bercita-cita luhur, pengen semakin jago ngatur keuangan rumah tangga, biasanya Ibu suka dilema: Prioritasin nabung atau dana darurat dulu yah? Duh andaikan mikir gini semudah kita milih drama Korea buat ditonton ya Bu. Sama-sama nabung tapi kok beda sih?
Menurut Ibu Prita Ghozie dari ZAPFinance, menabung itu punya target dan rentang waktu pencapaian yang jelas. Misalnya nih, Ibu pengen beli TV ukuran guede biar bisa nonton Drama Korea rasa bioskop, jadilah ibu bikin tabungan sampe kekumpul harga TV tersebut dan rentang waktunya pun Ibu yang nentuin, kapan TV-nya mau Ibu tonton? Sementara dana darurat, jumlahnya bergantung banget sama jumlah pengeluaran per bulan dan pendapatan keluarga, soalnya rumusnya itu adalah 12 x pengeluaran bulanan buat keluarga dengan anak. Gak seperti tabungan, dana darurat keluarga ini anti diganggu gugat kecuali terpaksa banget!
Kini, makin banyak yang sadar tentang pentingnya dana darurat. Kondisi ekonomi dan sosial yang bergejolak bikin keluarga lebih fokus siapin safety net, dan ini bukan hanya terjadi di Indonesia. CNBC Amerika Serikat pun melansir kalau 51% keluarga saat ini fokus siapin post-pandemic emergency fund karena banyak dari mereka yang terdampak banget ekonominya akibat pandemi. Gapapa Bu ngumpulinnya bisa beberapa tahun, seenggaknya keluarga Ibu sudah mulai bersiap dengan segala kemungkinan di masa depan.
Pandemi mendorong orang buat makin kreatif. Dulu kita kira kalau bisnis catering makanan tuh bisnis yang langgeng, ya karena gimana pun pernikahan bakal terus ada dan orang butuh pesta dengan makanan ya kan Bu? Bahkan pas krisis ekonomi 1998 pun bisnis ini masih bisa bertahan baik, lho. Jreeeng! tapi siapa sangka akan hadir virus yang bikin orang gak bisa kumpul-kumpul? Pengusaha catering banyak yang berguguran bahkan buka bisnis model baru buat bertahan.
Begitu juga dengan mereka yang bisnisnya fokus di pengadaan akomodasi wisata, travel agent dan jastip. Siapa yang sangka sih bakal terjadi manusia dibatasi pergerakannya bahkan sampai lockdown?
Nah, melihat ekstrimnya keadaan yang tak terduga di depan, apalagi kalau Ibu dan pasangan mengandalkan bisnis sebagai penghasilan utama, rasanya dana darurat ini semakin penting buat didahulukan. Iya gak, Bu?
Dana darurat juga dipakai kalau kita atau keluarga inti ada yang sakit. Yes, benar kita juga punya asuransi dan BPJS tapi kan...gak semuanya bisa diganti ya, Bu? Ketika merawat orang lain di rumah sakitpun ada biaya makan, transportasi, kehilangan waktu bekerja dan biaya ekstra lainnya. Apalagi harga obat dan vitamin untuk pemulihan sakit itu jelas gak murah, jadi kita wajib berjaga-jaga dengan dana darurat.
Jika kita tidak terdampak dengan pandemi, belum tentu dengan keluarga dan teman kita lainnya. Sebenarnya, alokasi dana darurat lebih dari satu itu sudah umum lho, Bu. NextAdviser x TIME Magazine sempat bahas tentang kecenderungan keluarga imigran di Amerika membuat dana darurat yang diperuntukkan membantu keluarga atau teman yang kena dampak ekonomi selama pandemi, istilahnya adalah communal support.
Tetapi gimana dong, bahkan buat dana darurat sendiri aja belum kumpul? Oh, tenang saja, Bu.
Mirip kondisi emergency di pesawat, Ibu harus gunakan pengaman sendiri dulu sebelum Ibu bisa bantu yang lain. Kalau sudah berniat baik bantu orang lain, akan ketemu jalannya sendiri, Bu!
Lalu, gimana sih cara terbaik menabung dana darurat? Nah, supaya ibu makin jago bersiap dan disiplin menabung dana darurat keluarga mari kita simak tips berikut:
Nabung buat dana darurat itu jelas gak sedikit ya, Bu. Katanya financial guru, Dave Ramsey, seenggaknya harus mencakup pengeluaran keluarga 3-6 bulan. Terus gimana tuh biar gak ngerasa sulit banget buat mulai? Ya targetnya dibuat bertahap setiap bulannya, Bu. Kalau Ibu sudah biasa dengan pola menabung dana darurat, baru deh Ibu perbesar jumlahnya. Yang paling penting dimulai dulu.
Supaya gak tercampur dengan kebutuhan lainnya, Ibu bisa pakai satu kantong nabung khusus buat dana darurat. Ga usah buka akun bank baru bu, pusing kebanyakan rekening kan, cukup pakai Jago yang punya banyak "kantong" dalam satu akun. Biar gak lupa, Ibu juga bisa pakai fitur transfer otomatis dan langsung aja dikunci ya Bu kantongnya. Berasa punya tim finance sendiri deh, cakeep!
Biar Ibu makin jago nabung dana darurat, kata Forbes Advisor sih sebisa mungkin tanggal transfernya dibuat deketan dengan tanggal gajian supaya Ibu gak tergoda tuh buat belanja yang gak penting.
Kalau Ibu lakukan ini, otomatis Ibu bakal tau tuh pos mana aja yang suka kebablasan. Jadi selanjutnya Ibu bisa pangkas pengeluaran dan langsung alihin ke dana darurat. Pos-pos rumah tangga yang rawan bocor biasanya sih:
Ya boleh dong kalau Ibu mau senang sedikit dengan duit THR, hidup kan harus dinikmati. Tapi Ibu harus langsung buat batasan berapa yang boleh Ibu pakai buat kesenangan pribadi dan selanjutnya Ibu taruh di pos dana darurat keluarga. Ibu yang disiplin bakal jadi inspirasi anak dan suami deh, asli!
Di zaman serba online ini, cukup mudah ya buat Ibu menemukan calon pendapatan tambahan. Apapun pilihan Ibu, yang pasti untuk bisa bertahan perlu wawasan yang baik tentang apa yang Ibu tekuni tersebut. Jadi, jangan lupa buat terus belajar Bu. Kuasai hal-hal dasar berbisnis supaya niatnya mau untung malah bikin rugi. Ikutan Sertifikasi Ibupreneur juga bisa jadi pilihan, harganya sangat terjangkau, self-paced, online, dah lah ramah Ibu banget.
Tapi bisnis apa yah? Mulai dari yang Ibu suka aja, atau yang mudah, misalnya menjual produk preloved Ibu ke teman satu circle Ibu atau di Carousel. Buat yang suka belanja bisa juga buka jastip domestik atau produk luar negeri karena border udah mulai dibuka! Hihi, yang paling penting jangan lupa baca tentang cukai dan pajak ya, Bu.
Kalau dana darurat keluarga sudah sempat terpakai, yuk Bu, isi lagi dan kembali ke poin pertama di atas. mulai secara perlahan lagi pun gak apa, lho. Lalu yang gak kalah penting nih Bu, meskipun dana darurat memang penting, Ibu jangan sampai stress mikirinnya ya, Bu!
Anggap aja ini adalah cara Ibu mendidik anak untuk membuat prioritas dan selalu bersiap, keluarga Ibu bakal bangga banget sama Ibu!
Untuk tahu soal kantong terkunci biar Ibu fokus nabung dana darurat, tanpa kedip langsung cek ini !
Mau langsung misahin dana darurat? Ibu bisa download aplikasiBank Jago di sini.