Siapa nih, yang pengen punya investasi keluarga tapi masih maju mundur karena belum punya cukup dana?
Yang ngacung, kamu gak sendirian Bu. Ternyata dari survey Twine dikutip di Bloomberg, 46% milenial mengira kalau mereka perlu punya dana minimal $1.000 (sekitar Rp 14 juta) buat mulai berinvestasi, 17% lainnya bahkan merasa butuh dana minimal $10.000 (sekitar Rp 140 juta). Secara keseluruhan, 56% milenial berpikir mereka ga bisa mulai investasi karena ga punya cukup uang.
Tentu angkanya akan berbeda yah tergantung lokasi tinggal, tapi dari studi ini bisa ditarik kesimpulan kalau kebanyakan milenial belum berinvestasi karena (merasa) kurang dana.
Investasi butuh dana besar itu kini hanya mitos bu. Dulu memang aksesnya terbatas dan butuh batas minimum yang gak sedikit. Sekarang? Tydack lagii.. Bahkan 2020 - 2021 dikenal dengan era kebangkitan investor retail, bombastis kan!
Jadi butuh berapa nih buat investasi? Yuk kita kupas beberapa pilihan investasi yang pas buat keluarga milenial biar Ibu bisa segera budgeting nih per bulan atau per tahunnya mau invest berapa. Nah di akhir artikel, aku spill rahasia-nya sukses berinvestasi.
Siap? merapaat bu..
Sebelum pilih-pilih keranjang, coba tanya dulu, apa tujuan Ibu berinvestasi? Misalnya, untuk dana pensiun, dana pendidikan anak, dana haji, biaya bangun rumah, atau apa?
Lalu, berapa lama Ibu butuh hasil dana investasinya?
Karena setiap jenis investasi itu punya jangka waktu dan profil risiko yang berbeda, jadi pemilihan instrumen investasinya juga harus pas dengan tujuannya supaya manfaatnya maksimal. Nah, supaya lebih mudah memilihnya, kita bagi kelompok sesuai jangka waktu yah. Silahkan dipilih-pilih lagi sesuai tujuan dan prinsip yang dianut ya Bu.
Misalnya untuk tujuan renovasi rumah, liburan, beli gadget. Multi manfaat loh ga cuma buat investasi aja seperti di artikel ini. Produk investasi yang paling cocok adalah:
Setiap pinjaman punya suku bunga dan risiko berbeda, tapi ibu bisa pilih sendiri pada siapa mau memberikan pinjaman dana. Pastikan pilih fintech yang berizin OJK ya bu.
Jenisnya ada dua: Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang jangka waktunya maksimal 12 bulan dan Obligasi Negara (ON) yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan.
Ibu mau persiapan biaya masuk sekolah anak atau beli mobil? Pilih instrumen investasi yang berikan return lebih besar, seperti:
Nah menarik nih tentang membangun bangsa lewat obligasi negara. Investasinya dijamin negara 100 persen sekaligus bisa dukung pembiayaan pembangunan nasional. Ibu patriotik nih, yang pembangunannya juga dinikmati anak cucu kita yah Bu.
Cocok buat ibu yang mulai bersiap dana pensiun atau dana haji seawal mungkin, karena semakin lama jangka waktunya akan semakin besar keuntungannya. Namun, sifatnya high risk high return alias risikonya juga cukup tinggi.
Nah, ini beberapa jenis instrumen investasi jangka panjang paling menguntungkan yang bisa ibu pilih:
Ga ketinggalan, masih ada juga pilihan investasi jangka panjang konvensional lain seperti investasi emas, investasi properti, dan tabungan berjangka yang risikonya lebih rendah.
Gimana Bu? Terjangkau kan?
Rahasia umum nih Bu, tapi kadang dua hal ini kurang dianggap serius sama kita, yaitu: mulai secepat mungkin, pilih beberapa jenis investasi, dan disiplin menabung.
Kenapa harus mulai secepat mungkin? Supaya bisa memanfaatkan compound interest alias bunga majemuk, yaitu bunga yang dihitung dari jumlah pokok ditambah bunga yang diperoleh sebelumnya.
Gambaran gampangnya gini, Ibu mulai investasi Rp 10.000 dan dapat bunga 10% atau R. 1.000 di tahun selanjutnya, maka uang ibu jadi Rp 11.000. Di tahun berikutnya, bunga yang ibu dapatkan dihitung dari Rp 11.000. Jadi bunga yang ibu dapat Rp 1.100, bukan Rp 1.000. Begitu seterusnya, dana yang ibu investasikan akan semakin cepat berlipat ganda karena return-nya juga semakin besar.
Apalagi kalo ibu disiplin menabung buat top up jumlah pokok investasinya. Bisa bayangin kan, berapa banyak dana yang bakal ibu punya setelah dalam 20 atau 30 tahun lagi? Kalau dihitung, jumlahnya lebih besar daripada investasi dalam jumlah besar sekaligus tapi cuma sesekali loh bu.
Buat budgeting untuk beberapa tujuan. Misal dana pensiun sekian di investasi saham,
Misalnya dana pensiun Ibu taruh di investasi saham karena tujuannya jangka panjang, sementara untuk dana sekolah Ibu taruh di Reksa Dana. Gak apa apa Bu kelihatannya masih kecil, tapi kita bangun kebiasaan investasinya.
Bu, bikin dengan rapi yah, masukkan target dana yang mesti terkumpul pada akhir periode investasi. Ibu bisa gunakan calculator online misal googling “kalkulator dana pensiun” dan sebagainya, nanti hasilnya tulis di dokumen budgeting Ibu. Dari situ ketahuan deh berapa dana yang Ibu perlu sisihkan buat mencapai kesana, kalau ternyata dana kurang? nahh Ibupreneur jadi semakin terpacu kan buat sukses berbisnis.
Jangan lupa yah bu, selalu tulis target besarnya di tempat yang bisa Ibu dan suami lihat biar terus fokus.
Sekecil apapun investasi yang Ibu pilih, tetap aja ada resikonya, Bu. Jadi lebih baik Ibu pilih beberapa jenis investasi supaya kalau yang satu rugi, yang lainnya masih bisa nutupin. Bener gak?
Apalagi kalo inget segala cicilan, biaya sekolah anak, kirim orang tua, sama barang di keranjang online yang melambai terus minta di-checkout. I feel you Bu.
Buat ibupreneur, mungkin pengennya bikin meal prep mingguan atau berburu diskon buat cari yang termurah, tapi apa daya waktu dan tenaganya yang ga ada.
Supaya memudahkan Ibu terus konsisten, lakukan hal ini:
Apapun pilihan investasinya dan sekecil apapun modalnya, yakin deh, kalau langsung dijalanin ibu makin jago bangun portofolio investasi keluarga.
Jadi mau mulai dari instrumen investasi yang mana nih, bu?
Mau tau lebih dalam lagi soal nyiapin pendidikan anak? Cek yang ini Bu.
Mulai perjalanan Ibu dan keluarga nyiapin dana pendidikan anak dari sini
juga ya :)