Jadi Ibu emang gak mudah ya, harus bisa membagi waktu dengan berbagai peran yang dimiliki. Ibu berperan penting sebagai “Menteri Keuangan” yang harus jago mengatur keuangan rumah tangga agar tetap sehat. Tapi di sisi lain Ibu juga harus menjaga kewarasan sebagai seorang Ibu agar pikiran tetap sehat.
Beberapa cara Ibu menjaga diri agar tetap “waras”, windows shopping di marketplace yang kadang tanpa sadar berakhir belanja dengan alasan self-reward. Lelah setelah membereskan pekerjaan rumah, anak gak mau ditinggal, belum sempat masak, akhirnya berujung order makanan online. Apalagi dalam kondisi pandemi seperti sekarang, banyak Ibu yang harus bekerja dari rumah sambil mendampingi anak sekolah online di rumah. Untuk tetap menjaga mood, delivery kopi atau makanan manis biasanya jadi pilihan Ibu-Ibu. Setuju gak, Bu?
Jaman sekarang semua serba mudah, mau belanja, mau delivery makanan, mau naik transportasi, mau bayar tagihan ini itu jadi mudah dan praktis berkat teknologi. Sebagai generasi Milenial, kita tumbuh seiring dengan kemajuan teknologi. Yang dulunya serba konvensional sekarang pelan-pelan semua beralih ke digital. Begitu juga dengan dunia keuangan, kita menyebutnya teknologi keuangan atau Fintech. Jadi, kita gak perlu khawatir untuk membayar pesanan online kita karena udah ada pembayaran digital.
Pembayaran digital yang paling banyak digunakan saat ini adalah dompet elektronik (e-wallet). Cara bayar pakai dompet elektronik ini sangat mudah dan praktis. Ibu gak perlu lagi membawa dompet yang tebal berisi uang tunai dan gak bingung cari ATM terdekat untuk ambil uang, Ibu cukup melakukan semuanya dengan ponsel. Dompet elektronik juga ini dilengkapi dengan salah satu fitur transaksi yang namanya Pay Later dengan taglinenya “Beli Dulu, Bayar Nanti”, ini memiliki konsep yang sama dengan kartu kredit yang pembayaran dengan metode cicilan. Menurut Ibu fitur transaksi ini menarik gak?
Eits, tapi tahan dulu, Bu. Memang benar sih membayar menggunakan dompet elektronik praktis dan mudah, tapi kalau gak diimbangi dengan self control yang baik yang ada malah bikin keuangan Ibu jadi boros. Yuk, belajar gimana caranya #ibumakinjago mengatur keuangan rumah tangga menggunakan dompet elektronik agar gak jadi impulsive buying.
5 TIPS MENGATUR KEUANGAN RUMAH TANGGA AGAR TIDAK BOROS
Rincian kebutuhan sehari-hari pasti banyak ya, Bu. Untuk memudahkan kita memenuhi prioritas rincian kebutuhan yaitu dengan membuat perencanaan anggaran atau budgeting. Budgeting dilakukan di awal bulan dengan memisahkan budget ke dalam pos-pos kebutuhan setiap minggu.
Kenapa budgeting perlu dilakukan di awal bulan? Untuk mengontrol uang yang dikeluarkan untuk masing-masing pos kebutuhan agar tidak over budget. Menurut Financial Planner, Annisa Stevani, lebih efektif membaginya setiap minggu. Setelah pembayaran tagihan rutin, hutang, dan cicilan sudah terbayar di awal, kita bisa membagi sisanya ke pos-pos untuk kebutuhan sehari-hari. Jika Ibu ingin belanja menggunakan pembayaran melalui dompet elektronik, pastikan Ibu juga membagi budgetnya.
Jadi, bisa dibilang budgeting fungsinya sebagai “alarm” keuangan Ibu. Misal, dalam minggu ini tiba-tiba Ibu pengen order makanan kesukaan Ibu, tapi setelah dicek ternyata budget untuk minggu ini udah abis. Nah, ini “alarm” untuk menahan keinginan konsumtif Ibu di luar rincian kebutuhan.
Pos-pos kebutuhan Ibu bisa banget loh dibantu sama Bank Jago melalui fitur pocket-nya yang bisa dibuat sampai 20 secara bersamaan, kurang keren apa lagi kan?
Di dunia digital saat ini, bayar belanja di Supermarket menjadi mudah, tinggal tap aplikasi pembayaran digital Ibu. Mau order makanan online, tinggal top up di dompet elektronik. Mau belanja online di marketplace, tinggal pilih pembayaran melalui dompet elektronik. Aplikasi pembayaran digital sudah dilengkapi dengan history pengeluaran. Apabila Ibu rajin menggunakan dompet elektronik, Ibu perlu membangun habit dan self control yang baik dengan cara mencatat tracking pengeluaran Ibu. Tracking ini bertujuan agar Ibu tahu pengeluaran mana saja yang besar dan untuk menghindari over budget.
Impulsive buying bisa dipengaruhi dengan kondisi psikologis. Suasana hati yang gak baik dan berantakan, membuat kita tanpa sadar mengeluarkan uang untuk belanja yang gak terlalu penting. Ini biasanya untuk Ibu yang suka mengaitkan proses belanja dengan emosi. Mood lagi gak oke, pelampiasannya belanja di marketplace. Kerjaan kantor lagi banyak, delivery makanan biar semangat. Kadang gak terasa, pengeluaran yang terlihat sedikit ini jika dihitung lagi ternyata dalam seminggu sudah over budget apabila tidak memiliki tracking pengeluaran dan budgeting yang baik.
Untuk beberapa orang yang punya dendam masa lalu tentang uang, saat sekarang sudah merasa punya uang sendiri akhirnya tidak bisa mengontrol keinginan untuk belanja. Hindari juga belanja saat malam hari sebelum tidur, karena kadang lelah juga membuat kita gak sadar check out barang, tapi besok pagi pas udah bangun baru sadar kenapa kok belanja ini ya. Sebaiknya untuk membuat pilihan pengeluaran yang lebih bijaksana dan lebih rasional adalah saat kita sedang santai dan suasana hati yang baik. Ini penting juga untuk Ibu menyadari kondisi suasana hati yang bisa mempengaruhi perilaku belanja Ibu agar tahu solusi apa yang bisa Ibu ambil.
Seperti yang sekilas kita bahas di atas, bagaimana windows shopping di marketplace bisa membantu meningkatkan mood seorang Ibu. Belanja karena ada diskon dengan alasan self-reward. Inget sih kalau budget belanja bulan ini udah abis, tapi diskonnya cuma sampai hari ini. Ah, pakai Pay later aja, gampang nanti bayarnya pakai gajian bulan depan.
Awalnya belanja sekali, dua kali eh kok keterusan, gak kerasa pengeluaran Ibu jadi menumpuk. Bulan depannya Ibu bingung mau bayar karena budgetnya udah abis untuk kebutuhan prioritas lainnya. Pasti panik dan bingung kan, Bu, ini nih alasan kenapa kita harus menghindari hutang konsumtif. Pay later membuat kita merasa selalu mempunyai uang saat ini, belanja apapun bisa dengan mudah bayarnya. Padahal perlu diingat lagi, sebenarnya Pay later itu sama aja seperti hutang. Jadi yang Ibu belanjakan saat itu bukan uang Ibu. Penting sekali kita disiplin terhadap pengeluaran, jangan sampai pengeluaran kita melebihi penghasilan kita.
Jangan sampe nih Bu kejadiannya kayak di bawah ini ya:
Literasi keuangan itu apa sih? Literasi keuangan adalah pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana mengelola keuangan. Tujuan utamanya agar keuangan kita tetap sehat. Informasi mengenai literasi keuangan mudah sekali kita dapatkan. Ibu bisa membaca di website-website yang membahas tentang pengelolaan keuangan atau bisa juga diskusi dengan ahlinya atau yang kita sebut financial planner.
Jaman memang terus maju, teknologi keuangan makin berkembang, tapi juga harus diimbangi dengan literasi keuangan dan self control yang baik. Nah, balik lagi nih, Bu, kalau Ibu masih merasa belum memiliki self control yang baik, sebaiknya Ibu menghindari dulu melakukan pembayaran secara digital menggunakan dompet elektronik. Sebaiknya Ibu kembali ke sistem konvensional dengan uang tunai sambil Ibu belajar membangun habit pengelolaan keuangan yang lebih baik.
Yuk, #ibumakinjago atur keuangan keluarga agar tidak boros!
Mumpung lagi akhir tahun, Ibu Mina mau rekomendasiin artikel ini buat dibaca lebih lanjut biar makin jago prioritasin kebutuhan
Cuss, abis itu langsung download Bank Jago untuk 2022 yang makin baik dan bijak ya, Bu!