Ibu Makin Jago Budgeting, Usaha Makin Cling-cling

Kartika Kusworatri

Penulis Artikel & Penjual buku anak

@ikara3

Deg-degan ya Bu mau mulai usaha? Banyak bingung gak sih? Kalau gitu, toss dulu kita, Bu!

Memang ya, Bu, kalau kita baru mulai usaha, baik sebagai pengelola atau pemilik, semangat juang kita masih membara. Tapi, begitu ngomongin anggaran, langsung deh deg deg ser gimana gitu, ya Bu? Sebenarnya, mengatur keuangan usaha itu mudah, asalkan kita tahu kuncinya, yaitu dimulai dengan mengatur anggaran alias budgeting. Ibupreneur pasti sudah akrab sama istilah ini ya? Budgeting penting dalam segala hal, dari mulai hal kecil, seperti kalau kita pergi ke minimarket terdekat, sampai ke hal yang besar, seperti urusan kenegaraan.

Budgeting adalah hal yang tidak bisa dihindari, dari mulai yang basic sampai yang kompleks. Semakin banyak angka, atau kategorinya biasanya makin bikin pening. Tetapi percaya deh kalau Ibu jago atur arus kas, analisa pengeluaran dan lainnya, ini jadi modal Ibu buat gaet investor.

Apa saja sih, yang perlu Ibupreneur pertimbangkan dalam menentukan anggaran usaha? Jenis-jenis pos-nya apa aja? Jumlah pemasukan dan pengeluaran per periode penjualan berapa? Nah, Bu Mina mau saweran tips ah, jurus-jurus apa saja yang mesti dikuasai biar Ibu makin jago nih jadi manager keuangan di bisnis dan di keluarga.

  1. Pisahkan anggaran bisnis Ibu dari anggaran pribadi

Pisahkan Anggaran Bisnis dan Pribadi

Ini adalah hal paling dasar yang harus Ibupreneur kuasai. Kelihatannya gampang ya sekadar memisahkan uang rumah tangga vs bisnis, tapi kalau sudah bercampur di antara keduanya, bisa ruwet, Bu.

Jangan pernah pakai uang pribadi Ibu untuk keperluan usaha, meskipun itu berupa talangan kecil, misalnya mendadak tinta printer habis dan harus mencetak di tempat fotokopi. Jumlahnya nggak banyak, tapi kalau terlalu sering, nanti gak terasa dompet yang isinya uang belanja bulanan rumah tangga pun habis. Bayangkan di akhir bulan saat harus membukukan keuangan, apa jadinya kalau dana pribadi dan dana usaha bercampur? Jadi, prinsip ini harus dipegang erat, ya Bu.

Nanti yah, kalau Ibu mau memperbesar usaha Ibu, atau mau daftar urus-urus perizinan usaha, memisahkan keuangan pribadi dengan usaha akan memudahkan Ibu menghitung pajaknya. Terlebih, citra bisnis Ibu juga jadi lebih profesional kalau bisa mengatur keuangan bisnis jelas dan tertib, apalagi kalau nanti Ibu butuh pendanaan lewat pihak lain, misalnya bank, atau jadi mitra binaan BUMN dan lainnya, dijamin butuh kasih data arus kas usaha Ibu.

  1. Analisa pengeluaran dan kategorikan

Gak kalah penting dari poin 1, Ibupreneur harus bisa bayangin, kira-kira apa aja yah kebutuhan bisnisnya. Membagi kebutuhan dalam beberapa kategori bisa bantu Ibu buat memetakan prioritas kebutuhan itu. Analisa pengeluaran lewat beberapa kategori yang bisa Ibu daftar.

Pertama, Ibu bisa menentukan biaya tetap, yaitu biaya yang jumlahnya akan selalu sama, misalnya sewa ruangan, gaji karyawan, bulanan internet dan lainnya. Lalu biaya variable, yaitu pengeluaran yang jumlahnya gak akan selalu sama setiap bulannya, misal biaya listrik, transportasi, perawatan perlengkapan, dan sebagainya. Kalau Ibupreneur sewa ruangan selama setahun, Ibu bisa membaginya jadi biaya bulanan yang sama jumlahnya.

Setelah itu, baru Ibu tentukan skala prioritasnya, analisa pengeluaran di atas termasuk pengeluaran utama atau tidak. Pengeluaran utama akan jadi batas minimal buat menjalankan usaha di bulan berikutnya. Bagaimana dengan pengeluaran yang non utama? Ini juga berguna, Bu. Sebab, mencatat secara rinci pengeluaran non utama akan bantu kita mengurangi potensi pengeluaran tak terduga yang sering bikin anggaran bocor.

Satu hal lagi yang gak boleh terlupa adalah pengeluaran cadangan, jika sewaktu-waktu ada kenaikan harga dasar produk atau kondisi di luar kendali, misalnya cuaca buruk yang menyebabkan barang terlambat datang ke gudang, kita tetap bisa beraktivitas bisnis.

  1. Pengeluaran utama, bayar duluan.

Setelah Ibu analisa pengeluaran dengan kategori di atas, berikutnya Ibu harus membuat skala prioritas pembayaran, mana yang harus Ibu sisihkan di awal usaha atau tiap awal bulan. Pengeluaran utama haruslah Ibu keluarkan dananya terlebih dahulu sebelum yang lain. Anggap saja semua pengeluaran utama adalah dana minimal yang harus Ibu siapkan dalam menjalankan bisnis Ibu. Nah, gaji pegawai, sewa tempat, maupun bahan pokok adalah pengeluaran utama sehingga pengeluaran dana lain bisa Ibu pertimbangkan lagi, bisa dibayarkan kalau keadaan keuangan usaha Ibu gak defisit.

  1. Realistis

ARTIKEL-INFOGRAFIS BU IKA.png

Biar lebih jelas, kita pakai role play yuk. Ceritanya usaha Ibu tuh usaha kuliner rumahan yah, dan tetangga Ibu pun membuka usaha yang sama. Ibu lihat, kok usaha dia tampak keren abis, dengan logo yang ngejreng dan kemasan yang unik lagi mewah. Lalu, Ibu pengen juga usaha kuliner rumahan Ibu sekeren usaha tetangga Ibu lewat kemasan yang premium.

Eits sebelum eksekusi, tahan dulu keinginan Ibu untuk menguatkan branding kalau Ibu masih di tahap awal. Gunakan waktu dan biaya untuk terus memperbaiki produk sampai benar-benar diminati pasar. Kalau usaha Ibu sudah dikenal kualitasnya baik, jangkauan pembeli lambat laun akan semakin besar, kok. Jika Ibu di awal sudah mengeluarkan dana buat aksesoris yang tidak esensial, Ibu bisa kehilangan semangat karena Ibu mengira... mengeluarkan dana untuk “kemasan” pasti berbanding lurus dengan mendapatkan konsumen. Tetap kalem, Bu. Perjalanan Ibu masih panjang. Jadi, realistis saja ya Bu, kalau modal Ibu terbatas, yuk kita fokus pada perbaikan kualitas barang kita dulu.

Berpikir realistis juga berarti bahwa Ibu harus punya ekspektasi yang rasional dan terukur. Usaha yang baru dimulai butuh pijakan, baik dari segi modal, cakupan pasar, awareness, dan kualitas yang baik. Kalau ada pepatah Jawa, katanya kan, “alon-alon asal kelakon”, nah itu Bu Mina setuju banget, Bu. Yang penting, dijalani saja dulu. Urusan rezeki itu urusan Tuhan dan semesta, ya Bu, kita berusaha semaksimal mungkin. Semangat Bu!

Kemampuan dasar mengatur keuangan bisnis ini bisa mengantarkan Ibu jadi pengusaha sukses Bu. Angka gak bohong, bahkan dari laporan keuangan yang Ibu cek tiap bulan, bisa ketahuan tuh performa bisnis Ibu. Makin banyak berlatih, dijamin Ibu makin jago deh budgeting, hasilnya, usaha Ibu makin cling-cling!

Atur keuangan bisnis lebih baik lagi dengan baca artikel ini

Butuh rekening tambahan untuk misahin keuangan keluarga dan bisnis? Download Bank Jago, Bu dan gunain fitur pocket-nya!


Share:

Artikel Terkait

Self-Development - Nov. 18, 2021

Keuangan Bisnis VS Keuangan Keluarga, Gimana Membaginya?

Baca selengkapnya >
Self-Development - May 17, 2022

Penuh Tantangan, Begini Tips Atur Keuangan untuk Single Mom dari Ibu Maureen Hitipeuw

Baca selengkapnya >
Cek Artikel Serupa

Comments

Add a Comment




Berlangganan

Jangan kelewatan artikel dan berita terbaru agar #Ibumakinjago ngatur cuan, jalanin bisnis, dan ngurus keluarga.

© 2023. Persembahan Ibu Punya Mimpi dan Bank Jago