Estimasi waktu membaca: 4 menit
Namanya jadi ibu, to do list tampaknya nggak habis-habis. Dari buka mata, sampai mata menutup kembali urusan anak dan rumah tangga nggak ada habisnya. Rasanya seperti terjebak dalam rutinitas yang sama, tanpa disadari ibu jadi lupa untuk merawat diri. Ciri-ciri tersebut bisa saja menandakan ibu mengalami burnout! Kalau sudah demikian, ambil jeda sejenak yuk Bu.
Burnout merupakan masalah yang nyata dan dapat menimpa siapa saja, sehingga penting untuk mengenali tanda-tanda dan mengambil langkah-langkah untuk menangani masalah ini.
Seperti ibu Hilma, yang merupakan founder dari komunitas Generasi Sadar Bakat juga pernah mengalami burnout dalam menyelaraskan kesibukan sehari-hari. Untuk itu, beliau akan membagikan pengalamannya tentang cara mengatasi burnout yang dialaminya. Sebelum lebih jauh, kenalan dulu yuk dengan Komunitas Generasi Sadar Bakat.
Komunitas Generasi Sadar Bakat hadir karena yakin bahwa semua anak seharusnya bahagia. Kebahagian pada masa anak-anak adalah fondasi menjadi orang dewasa dengan kepribadian sehat dan cerdas. Fondasi ini perlu dibangun sejak dini dengan pengelolaan karakter dan bakat yang sesuai. Komunitas Generasi Sadar Bakat diharapkan dapat hadir menjadi pusat pengembangan diri untuk orangtua dan anak. Dengan metode Kecerdasan Kesadaran, merupakan kecerdasan yang tertinggi, dan metode serta strategi sukses untuk mempercepat kesuksesan dalam setiap aspek kehidupannya.
Besar harapannya saat dewasa kelak dan menjadi ibu, dapat bertumbuh menjadi pribadi yang lebih bahagia. Karena itu ibu Hilma begitu concern pada hal-hal yang dapat mempengaruhi kebahagiaan kedepannya, salah satunya adalah burnout.
Karena itu agar tidak terjebak di dalamnya, sebagai ibu wajib tahu cara mengatasi burnout. Yuk, kita simak cerita ibu Hilma lebih lanjut!
Baca juga:7 Cara Membangun Rasa Percaya Diri, Biar Jadi Ibu Jagoan!
Burnout adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelelahan fisik, mental, dan emosional yang disebabkan oleh merasa terlalu terbebani dan tidak mampu memenuhi tuntutan yang diberikan pada diri sendiri. Saat mengalami burnout, ibu mungkin akan merasa penurunan dalam prestasi dan memiliki pandangan negatif terhadap kemampuan diri.
Menurut Psychological Today, burnout tidak hanya terkait dengan lingkungan pekerjaan. Sebagai orang tua maupun pasangan, ibu bisa didera dengan masalah ini. Banyak faktor yang dapat menyebabkan burnout. Penting bagi ibu untuk mengidentifikasi penyebab spesifik agar dapat mengelolanya dengan efektif.
Seperti pengalaman burnout yang dialami ibu Hilma saat mencoba menyelaraskan kesibukan sehari-hari. Ternyata terlalu banyak tanggung jawab yang memaksa diri untuk terus-menerus berusaha untuk sempurna. Begitu disadari, hal tersebut menjadi faktor yang memainkan peran besar dalam burnout beliau.
Saat itu, ibu Hilma diminta menjadi MC untuk sebuah webinar dalam kondisi sedang sakit tenggorokan yang parah. Setelah acara tersebut selesai, ibu Hilma merasa tidak maksimal dalam melakukan tugas dan benar-benar gagal. Kondisi ini masih bertumpuk dengan pekerjaan sebagai Manager Marketing, karena tentu saja dikejar target untuk meningkatkan omset. Tidak sampai di situ, ibu Hilma juga mempunyai kesibukkan sebagai founder Generasi Sadar Bakat dan juga tanggung jawab dalam pengasuhan anak.
Kebayang nggak bu, bagaimana ibu Hilma harus “membelah diri” dan menanggung beban mental dari tuntutan kesibukan yang ada? Masalahnya campur aduk mulai dari kesehatan, financial, parenting, sehingga berimbas pada kesehatan mental. Lalu bagaimana yah cara mengatasinya?
Setelah kejadian menjadi MC dengan kondisi sakit tenggorokkan dan berbagai tuntutan lainnya, ibu Hilma merasa terpuruk. Walaupun telah dihibur suami, teman, dan kolega lainnya, ibu Hilma merasa bahwa kerja keras yang dilakukan tidak berarti apa-apa. Pada saat itulah, ibu Hilma menyadari bahwa beliau mengalami burnout, dan sudah saatnya untuk memprioritaskan kesejahteraan dan perawatan diri sendiri.
Setelah itu ibu Hilma belajar untuk lebih menerima batasan, mencintai diri sendiri, dan menghargai usaha yang telah dilakukan tanpa terlalu fokus pada hasilnya. Hal lain yang ibu Hilma lakukan adalah belajar kembali.
Sebagai contoh, walaupun sepak terjang ibu Hilma sudah lama di dunia moderator dan MC, beliau tidak sungkan untuk mempelajari kembali cara menjadi moderator dan MC saat ini. Beliau juga mencatat kunci keberhasilan maupun kesalahan dari MC yang diamati tersebut. Setelah semua pembelajaran, ibu Hilma menyerap semuanya dan mulai memberanikan diri untuk mengambil kesempatan menjadi MC kembali.
Wah, ternyata di sini kita bisa lihat come back journey menjadi ibu Jagoan itu memang nggak selalu mulus. Menekan tombol “pause” untuk menjeda sesaat dan belajar kembali ternyata dibutuhkan yah bu!
Baca juga:5 Cara Menjaga Kesehatan Mental untuk Ibu. Apa Saja Yang Diperlukan?
Banyak jalan menuju Roma, banyak jalan juga mengatasi burnout. Setelah jatuh bangun yang dialaminya, ibu Hilma akhirnya mendapatkan formula untuk mengatasi burnout. Ternyata burnout yang dialaminya bisa diatasi dengan cara komprehensif. Dari sisi mental, self development, bahkan hingga financial. Berikut adalah cara mengatasi burnout dari ibu Hilma.
Kita bisa mulai dengan belajar untuk mencintai diri sendiri dengan memberikan apresiasi pada diri sendiri, tentang sekecil apapun hal yang telah dicapai. Kenali potensi diri, buat batasan yang realistis, lalu berikan apresiasi pada diri ibu . Dengan langkah ini ibu dapat menurunkan ekspektasi terhadap pekerjaan atau kondisi yang tengah dihadapi. Hasilnya, bisa less worry plus less stress juga lho Bu!
Ibu-ibu, pernahkah mengucapkan kalimat di bawah ini:
“ Aku masih bisa atasi sendiri.”
“Ah, suamiku juga sibuk. Nanti malah ngerepotin beliau doang.”
“Mau cerita ke siapa ya? Temen-temenku juga pada sibuk kayaknya.”
Pernahkah ibu menyadari, kalau setelah mengeluarkan kalimat tersebut, ibu lalu mengabaikan perasaan ibu sendiri? Perasaan dan peristiwa yang berat terlewati begitu saja dan bisa jadi menumpuk menjadi masalah yang tidak terselesaikan.
Saran dari ibu Hilma, mulailah untuk mengungkapan apa yang sedang ibu rasakan. Bicarakan hal yang memberatkan ibu dalam hal kerjaan dengan atasan, pengasuhan anak dengan pasangan, atau hal lain dengan orang yang ibu percaya. Ibu akan mendapatkan solusi, lebih lega dan lebih semangat lagi.
Jika merasakan hal yang tidak enak, coba deh “mantra” ini:
Tarik nafas…
Buang nafas…
Lalu katakan ke diri sendiri, "Satu detik aja ya merasakan marahnya.”
Ajaibnya, dengan “mantra” ini, ibu akan merasakan lebih tenang dan rileks. Sampai akhirnya ibu menyadari bahwa ternyata tidak perlu mengeluarkan amarah yang berlebihan. Hal ini tentu saja juga bisa ibu terapkan pada hal-hal yang mengganggu ketenangan hati ibu . Misalnya sedang kesal, galau, atau dilema akan sesuatu.
Menurut ibu Hilma, terkadang sebagai ibu kita tidak sadar sedang mengalami burnout. Tidak terasa karena ada tanggung jawab pekerjaan, anak, dan peran lainnya. Ternyata ada banyak jalan untuk melepas burnout lho. Saran ibu Hilma saat burnout terjadi dan mencari jalan untuk berbahagia adalah:
Baca juga: Dilema Mindful Parenting by Ibu Halimah: Apakah Marah Cara Yang Tepat Untuk Anak?
Catat dalam seminggu ibu makan apa saja. Lalu evaluasi mandiri, dengan beberapa pertanyaan seperti:
Apakah makanan ini sudah baik buat diri ibu ?
Apakah makanan yang ibu makan sudah menyehatkan?
Apakah jajanan yang saya konsumsi menguras isi dompet berlebihan?
Bila terasa masih ada ruang untuk perbaikan dan penghematan, coba catat makanan sehat apa yang ibu mau makan. Bila masih rutin makan gorengan dan jajan berlebihan, mungkin ibu bisa coba mengganti pola makan ibu dengan makanan sehat. Ibu bisa mencobanya dengan menyiapkan makan dari rumah selama seminggu ke depan, dan ibu akan terpukau dengan hasilnya. Siapa sangka, makanan yang sehat dan bergizi bisa bikin tubuh menjadi sehat, burnout-pun jadi hilang deh!
Bonusnya, ibu bisa jadi lebih hemat karena sudah mengurangi jajanan yang tidak sehat. Jangan lupa yah Bu untuk menyimpan sisa uangnya di kantong Jago. Siapa tau bisa untuk menambah dana berlibur!
Ini nggak kalah penting untuk dilakukan, apalagi saat ibu mengalami burnout yang menyeluruh seperti ibu Hilma. Sedikit banyak tuntutan pekerjaan dan dikejar target pasti bersinggungan juga dengan keberlangsungan financial. Belum lagi mengatur pos-pos pengeluaran, pemasukan, dana darurat, dana liburan, uang sekolah, tabungan keluarga dan lainnya.
Bila tekanan itu terus merongrong diri kita, pastinya akan membuat kondisi mental kita campur aduk. Apalagi saat lagi burnout, tiba-tiba kepikiran target yang belum tercapai, atau mungkin harus mengatur pengeluaran keluarga yang keteteran karena kondisi kita tidak maksimal?
Jangan khawatir, ibu bisa mendapatkan kemudahan tersebut cukup hanya men-download aplikasi Jago. Melalui aplikasi Jago, ibu akan merasakan kemudahan digitalisasi keuangan ibu. Aplikasi Jago akan membantu ibu untuk mengatur pengeluaran, mengidentifikasi area penghematan, dan melacak progres tujuan keuangan. Ibu bisa melakukan “Analisis Keuangan” melalui aplikasi Jago bahkan hingga merencanakan dana untuk liburan. Saat ibu dapat mengelola anggaran dengan tepat, hal itu dapat membantu pikiran ibu lebih tentram. Apalagi kalau ibu bisa dengan mudah memantau history keuangan keluarga. Pastinya mengatur anggaran rumah tangga jadi bebas burnout kan?
Memiliki jaringan orang-orang yang memahami dan mendukung ibu dapat memberikan dukungan emosional dan praktis yang sangat dibutuhkan. Jangan takut untuk menjangkau dan meminta bantuan saat ibu membutuhkannya. Jangan memendam beban ibu sendiri bila sudah tidak terbendung, dan selalu ingat bahwa kita juga dicintai oleh teman, keluarga dan komunitas tempat kita berada.
Nah ibu jagoan, sebagai penutup ibu Hilma mengingatkan untuk menjadi versi terbaik sebagai seorang ibu, kita harus bisa menjaga diri sendiri terlebih dahulu. Jika ibu merasa lelah, cobalah untuk mengidentifikasi penyebab spesifiknya dan mengambil langkah untuk mengatasinya.
Selain dari keluarga dan teman, dukungan bisa datang dari komunitas lho Bu. ibu bisa memilih berbagai komunitas yang cocok dengan ib. Komunitas tersebut misalnya komunitas Ibu Makin Jago atau Generasi Sadar Bakat.
Mari kita hempaskan burnout dan jadi ibu jagoan yang lebih bahagia!
Referensi:
https://www.psychologytoday.com/intl/basics/burnout